Sejarah Olahraga


Sumber    
    Olahraga di Indonesia sangat populer dari partisipasinya pada ajang internasional. Olahraga yang paling terkenal di Indonesia adalah sepak bola, diikuti dengan bulu tangkis.[1] Ajang olahraga di Indonesia diselenggarakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia atau KONI. Organisasi ini, begitu juga dengan pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Olahraga Nasional pada 9 September.[1]

    Dalam budaya Indonesia, tidak ada keterlibatan latihan fisik seperti olahraga modern. Suku asli Indonesia umumnya menghubungkan aktivitas fisik dengan praktik kesukuaan; umumnya ritual, seni, kebugaran fisik dan bela diri. Tarian perang dan perang ritual pada suku Indonesia adalah contoh dari latihan fisik ritual di Indonesia. Beberapa ritual suku Indonesia sangat mirip dengan olahraga, seperti tradisi "fahombo" (Lompat Batu) Nias untuk ritual pendewasaan yang mirip dengan lompat gawang dan lompat jauh di atletik. Juga "karapan sapi" Madura yang sangat mirip dengan balap kereta perang. Balap perahu naga, kano dan kayak adalah kegiatan sehari-hari orang Indonesia yang hidup di dekat sungai besar.

    Gambar panahan dari abad ke-9, dianggap sebagai kegiatan pangeran kaum bangsawan pada budaya Jawa, dapat ditemukan dalam bentuk ukiran timbul pada candi-candi di Jawa. Panahan dianggap sebagai salah satu olahraga klasik Indonesia, dan salah satu gambaran terkenal berada di candi Prambanan dalam cerita Ramayana dan kemudian dijadikan ikon dari Asian Games 1962 di Jakarta, juga sebagai lambang dari Stadion Gelora Bung Karno.

    Pencak silat adalah salah satu dari seni bela diri asli Indonesia yang sekarang menjadi olahraga bertarung kompetitif. Beberapa tarian Indonesia yang menunjukkan gerakan berulang-ulang sama seperti latihan fisik. Beberapa tarian sosial tradisional Indonesia termasuk poco-poco dari Sulawesi Utara dan sajojo dari Papua yang dijadikan tema senam kesegaran jasmani yang populer di seluruh Indonesia.

    Konsep olahraga modern diperkenalkan pada era kolonial Hindia Belanda. Pada waktu itu sepak bola dan bulu tangkis telah sampai di Indonesia dan telah menjadi olahraga yang populer di antara penduduk Indonesia. Setelah kemerdekaan, Komite Olahraga Nasional Indonesia didirikan pada tahun 1946 untuk mempersatukan perkumpulan olahraga di daerah-daerah. Setelah itu berbagai gelanggang olahraga dibangun di seluruh Indonesia, seperti Lapangan Ikada (1951—1962). Pada masa kepemimpinan Soekarno, ada keinginan untuk menggunakan olahraga sebagai pemersatu bangsa, juga sebagai kebanggaan dalam mempromosikan olahraga di Indonesia. Pada akhirnya Stadion Gelora Bung Karno dan kompleks olahraga di sekitarnya dibangun pada tahun 1962 untuk persiapan Asian Games keempat yang diselenggarakan di Jakarta. Saat ini, Indonesia tergolong sukses dalam cabang bulu tangkis dan juga salah satu negara terbaik dalam berbagai cabang olahraga dalam tingkat Asia Tenggara.


(Sumber: Wikipedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar